AUDIT
MANAJEMEN SIKLUS PRODUKSI
PADA
PT.PINDAD (PERSERO)

MAKALAH
Diajukan
untuk memenuhi Tugas Akhir Pengauditan Manajemen
Disusun
oleh :
AGNES
MAULIDYA ISWARI
B
200 120 382
PROGRAM
STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS
EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
A.
Latar
Belakang
Perkembangan dunia bisnis yang semakin ketat
menimbulkan adanya perubahan besar dalam hal persaingan bidang produksi,
pemasaran, penngelolaan sumber daya dan sumber dana yang dimiliki perusahaan,
serta hubungan yang baik antara perusahaan dan konsumen serta perusahaan dengan
pesaingnya. Perusahaan manufaktur juga salah satu perusahaan yang dituntut
untuk terus bertahan di tengah persaingan perusahaan lain. Perusahaan yang
lamban dalam dalam persaingan adalah perusahaan yang kurang merespon persaingan
pasar dan strategi yang digunakan tidak efektif, sehingga hasil produk dan
penjualan menurun.
Perusahaan manufaktur sering dihadapi dengan
tuntutan permasalah untuk selalu meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan,
Perusahaan juga sering mengalami permasalahn dari karyawan yang menuntut akan
kenaikan gaji, perusahaan juga dituntut untuk mengembalikan laba yang tinggi
dengan tingkat pengembalian yang secepatnya.
Penetapan standaar dan target produksi dalam
perusahaan sangat diperlukan sebagai pembanding dengan hasil akhir yang
diperoleh. Oleh karena itu, dalam proses produksi diperlukan evaluasi dengan
mencocokan target awal dan hasil akhir. Kegiatan ini dinamakan audit
operasional. Kegiatan operasional
perusahaan bisa dikatakan efisien apabila menghasilkan suatu produk atau hasil
kerja tertentu dengan penggunaan sumber daya dan dana yang ada dengan serendah
mungkin (Mardiasmo, 2002:132). Efektivitas itu sendiri merupakan ukuran dari
suatu organisasi atau perusahaan dalam mencapai tujuannya (Mardiasmo,
2002:134). Hasil audit operasional menyajikan informasi tentang objek audit
yang memungkinkan untuk dilakukan perbaikan pada masa yang akan datang serta
untuk mencegah adanya berbagai kerugian pada kegiatan operasional yang
dilakukan oleh perusahaan pada masa yang akan datang (Bayangkara, 2013:3).
PT Pindad merupakan perusahaan Industri
Manufaktur Indonesia yang bergerak dalam bidang produk militer dan produk
komersial. Kegiatan PT. PINDAD mencakup desain dan pengembangan, rekayasa, perakitan
dan fabrikan serta perawatan. PT. Pindad beralih status menjadi PT. Pindad
(Persero) yang langsung berada dibawah pembinaan Kementerian Negara BUMN. PT Pindad
(Persero) akan segera memproduksi ekskavator Excava 200 sesuai dengan pesanan
dari sejumlah kementerian. Setidaknya sudah 600 unit dipesan oleh Kementerian
PUPR dan BUMN untuk tahun 2016. Untuk modal kerja tersebut, Pindad mengaku
butuh Rp 300 miliar.
B.
Landasan
Teori
Auditing
pengawasan
dan pengendalian yang memadai diperlukan untuk memastikan apakah prosedur
operasional sudah berjalan dengan baik atau belum. Auditng dibutuhkan untuk
memenuhi kewajiban manajemen terhadap phak yang terkait denga perusahaan. Menurut
Arens, Elder, dan Beasley (2008:4), auditing adalah pengumpulan serta
pengevaluasian bukti-bukti atas informasi untuk menentukan dan melaporkan
tingkat kesesuaian informasi tersebut dengan kriteria-kriteria yang ditetapkan.
Audit Manajemen Fungsi Produksi dan
Operasi
Audit
produksi dan operasi melakukan penilaian secara komprehenfif keseluruhan fungsi
ini apakah sudah berjalan dengan memuaskan (ekonomis, efektif, efisien). Audit
ini lakukan tidak hanya terbatas pada unit produksi tetapi berlaku juga untuk keseluruhan
proses produksi dan operasi. Audit ini juga berperan untuk melengkapi fungsi
pengendalian kualitas. Beberapa alasan yang dilakukan untuk melakukan audit ini
: 1) proses operasi dan produksi harus berjalan sesuai dengan prosedur, 2)
kekurangan dan kelemahan yang terjadi harus ditemukan sehingga dapat
diperbaiki, 3) konsistensi berjalannya proses harus diungkapkan, 4) pendekatan
proaktif harus menjadi dasar dalam peningkatan proses, 5) berjalanya tindakan
korekif harus mendapat dorongan dan dukungan dari berbagai pihak. (Bayangkara,
2008:117).
Unsur-unsur auditing
Menurut
Mulyadi (2013:9) unsur-unsur auditing meliputi: suatu proses sistematik, untuk
memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif, pernyataan mengenai kegiatan
dan kejadian ekonomi, menetapkan tingkat kesesuaian, kriteria yang telah
ditetapkan, penyampaian hasil (atestasi), pemakai yang berkepentingan.
Jenis Audit
Pembagian
jenis audit bertujuan untuk menentukan tindak lanjut apa yang sesuai dengan
proses evaluasi yang akan dilakukan. Menurut Jusup (2010:15) jenis audit
dibedakan menjadi 3, yaitu: audit laporan keuangan, audit kesesuaian, audit
operasional.
Audit operasional
Definisi dari audit operasional selalu
mengarah pada konsep efisiensi (penggunaan sember daya yang ada dengan baik)
dan efektivitas (pencapaian tujuan yang telah ditetapkan). Audit operasional
mengkaji setiap bagian prosedur yang telah ditetapkan oleh perusahaan dengan
tujuan untuk mengevaluasi efisiensi dan efektivitas dan hasil akhirnya berupa
rekomendasi yang digunakan untuk perbaikan operasi (Jusup, 2010:16).
Tujuan dan elemen tujuan audit
operasional
Dalam
pelaksanaannya, audit operasional memiliki tujuan dan elemen tujuan. Menurut
Bayangkara (2013:4), tujuan audit operasional mengidentifikasi kegiatan dan
program yang masih memerlukan perbaikan yang kemudian diberikan rekomendasi
yang bisa digunakan untuk perbaikan di masa yang akan datang, sedangkan elemen
tujuan audit menurut Bayangkara (2013:24) ada 3, yaitu kriteria, penyebab dan
dampak.
Manfaat audit operasional
Audit
operasional memberikan manfaat bagi manajemen, Menurut Tunggal (2000:14-15)
manfaat audit operasional adalah memberi informasi operasi yang relevan dan
tepat waktu untuk mengambil keputusan, membantu manajemen dalam mengevaluasi
catatan, laporan-laporan, dan pengendalian, memastikan ketaatan terhadap
kebijakan manajerial yang ditetapkan, rencana-rencana, prosedur, serta persyaratan
peraturan pemerintah, mengidentifikasi area masalah potensial pada tahap dini
untuk menentukan tindakan preventif yang akan diambil.
Ruang Lingkup Audit
Operasional
Ruang lingkup
dari audit operasional lebih luas dibandingkan dengan audit laporan keuangan.
Menurut Boynton, Johnson, dan Kell (2002), ruang lingkup audit operasional
dalam perusahaan bisnis meliputi seluruh kegiatan dari suatu departemen,
cabang, atau divisi, atau suatu fungsi yang mungkin merupakan fungsi lintas
unit usaha, seperti pemasaran atau pengolahan data.
Tahap-tahap audit operasional
Ada beberapa tahapan yang harus dijalankan dalam
audit operasional. Menurut Bayangkara
(2013:9-11), secara garis besar tahap-tahap audit operasional dapat
dikelompokkan menjadi lima, yaitu: audit pendahuluan, review dan pengujian
pengendalian manajemen, audit terinci, pelaporan, tindak lanjut.
Produksi
Produksi merupakan “proses penggabungan masukan
(input) dan mengubahnya menjadi keluaran (output)” (Case dan Fair (2007:143)).
Produksi dilakukan untuk mengubah nilai guna suatu barang melalui proses.
anggaran
Anggaran memiliki peranan yang sangat penting bagi
perusahaan karena dengan adanya anggaran, perusahaan mampu memperkirakan
bagaimana perencanaan perusahaan akan dibuat. Menurut Hansen dan Mowen
(2001:714), “Anggaran adalah bentuk dari rencana yang dinyatakan dalam istilah
fisik atau keuangan atau keduanya”.
PEMBAHASAN
PT Pindad tergolong BUMN sehat. Itu
terlihat dari kondisi keuangannya yang relatif stabil selama lima tahun
terakhir. Pada 2005 keuntungan Pindad tercatat Rp 17,2 miliar. Tahun 2006
sempat turun menjadi Rp 14,3 miliar, tapi tahun 2007 naik lagi menjadi Rp 17,1
miliar. Fluktuasi keuangan Pindad terjadi kembali di tahun 2008 dengan
penurunan secara drastis sampai Rp 5,9 miliar. Kemudian dua tahun berikutnya
perusahaan ini memacu kinerjanya sehingga mencetak keuntungan melambung. Di
tahun 2009 mencapai Rp 28 miliar, dan Rp 34,2 miliar pada 2010.
Perjalanan bisnis Pindad
bukannya lepas dari kendala. Untuk melancarkan usahanya, perusahaan pelat merah
ini berharap kepada pemerintah bisa memberikan tambahan modal usaha selama
2011-2025 sekitar Rp 332 triliun. Jumlah ini lebih tinggi dari anggaran rencana
strategi (Renstra) yang ditetapkan Kementerian Pertahanan.
Khusus mengenai permodalan,
selain mengharapkan adanya kenaikan anggaran, Pindad juga mengharapkan adanya
penyertaan modal negara(PMN) berupa cash, dan non cash. Untuk non cash, Pindad
mengharapkan dilakukannnya konversi utang jangka panjang senilai Rp 277
miliar menjadi PMN. Utang jangka panjang tersebut terdiri dari utang SLA (Subsidiary
Loan Agreement) sekitar Rp 229 miliar, RDI (Rekening Dana Investasi) Rp 40,28
miliar, dan utang eks bank Bumi Daya sekitar Rp 7,8 miliar. Pemerintah
seyogyanya memperhatikan permintaan PT. Pindad terkait kenaikan anggarannya
selama 15 tahun ke depan sebesar Rp 6,3 triliun per tahunnya, demi kemajuan
industri pertahanan dalam negeri.
Cara
mengatasi
Pindad telah membuat tiga
strategi utama. Pertama, bussines integration, dimana dalam strategi ini Pindad
akan menjadikan bisnis alutsista sebagai backbone, mengembangkan bisnis
komersial yang terkait dengan teknologi alutsista, dan meninggalkan bisnis peralatan
industrial yang tidak menguntungkan dan sulit dikembangkan. Kedua,
memfokuskan alutsista untuk kavaleri, dan artileri. Ketiga, membangun
keunggulan operasional melalui restrukturisasi sistem bisnis, restrukturisasi
permodalan, rightsizing SDM, perbaikan lini produksi, dan membangun aliansi
strategis dengan industri dalam dan luar negeri.
C.
Kesimpulan
Terkait
hasil-hasil yang telah dibahas sebelumnya, direkomendasikan beberapa hal yang
dapat berguna sebagai bahan pertimbangan untuk memenuhi kekurangan modal untuk
memproduksi di PT. Pindad
Dengan kondisi tersebut, pemerintah melalui Kementerian BUMN akan
mengambil kebijakan dan strategi untuk meningkatkan kinerja PT Pindad. Sejauh
ini ada lima strategi kebijakan yang telah disusun untuk meningkatkan kinerja
industri pertahanan yaitu membuat kebijakan-kebijakan yang berpihak kepada
industri strategis, membuat standarisasi bagi setiap perusahaan yang mau
memproduksi alutsista, membuat sistem kebijakan satu pintu, memperbaiki
masalah keuangan dan anggaran, dan melakukan pengembangang SDM. Pindad bisa
saja mengajukan tambahan dana 6,3 triliun per tahun, asalkan pindad bisa
memberikan jaminan untuk pertahanan militer dalam negeri.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul
Halim.(2003). Auditing. Yogyakarta: Akad- emi Manajemen Perusahaan YKPN.
Arens,
A.A, R.J. Elder and M.S. Beasley. 2008. Auditing and Assurance Services an
Integrated Approach. 12th Edition. New Jersey: Person Education, Inc.
Arman
Hakim Nasution dan Yudha Prasetyawan. (2008). Perencanaan Pengendalian
Produksi. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Assauri,
S. 2008. Manajemen Produksi dan Operasi. Edisi Revisi. Jakarta: Penerbit LPFE
Universitas Indonesia.
Bayangkara,
IBK. 2013. Audit Manajemen Prosedur dan Implementasi. Jakarta: Salemba Empat.
Boyton,
W.C, R.N. Johnson, dan W.G. Kell. 2002. Modern Auditing. New York: Ronald Press
Publication, John Wiley and Sons, Inc. Jilid I. Edisi 7. Dialihbahasakan oleh
Rajoe, P.A, Gania, G, Budy, I.S. Jakarta: Erlangga.
Cahyati Widasari. (2009). Audit Manajemen atas Fungsi
Produksi pada Perusahaan Manggala Glove Kasihan Bantul. Skripsi. Universitas
Negeri Yogyakarta FISE.
Case,
E.K, dan R.C. Fair. 2007. Principle of Economics. New Jersey: Person Education
Inc., Jilid 1. Edisi 8. Dialihbahasakan oleh Bertan, M. Jakarta: PT. Indeks
Kelompok Gramedia.
Haryono
Yusuf. (2001). Auditing. Yogyakarta: Ba- gian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi YKPN.
Hendra
Kusuma. (2004). Manajemen Produksi Perencanaan dan Pengendalian Produksi.
Yogyakarta: Andi Offset.
Indriantoro,
N, dan B. Supomo. 2013. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan
Manajemen. Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE.
Indriyo
Gitosudarmo. (2007). Manajemen Operasi. Yogyakarta : BPFE.
Jay
Heizer Dan Barry Render. (2005). Operation Management: Manajemen Produksi.
Jakarta: Salemba Empat.
Jusup,
A.H. 2010. Auditing(Pengauditan). Yogyakarta: STIE YKPN.
Mulyadi.
2013. Auditing. Edisi 6. Jakarta: Salemba Empat. Simamora, H. 2006. Akuntamsi
Manajemen. Yogyakarta: STIE YKPN.
Murdifin
Haming dan Mahafud Nurjamuddin. (2007). Manajemen Produksi Modern Operasi
Faktur dan Jasa. Jakarta: Bumi Aksara.
Mustikawati,
Maipan. (2012). “audit manajemen atas fungsi produksi”. Jurnal nominal volume 1
no.1. hlm 65-83.
Nanang
Kurniawan. (2009). Audit Manajemen Un- tuk Menilai Efektivitas dan Efisiensi
atas Fungsi Produksi pada Perusahaan Batik Plen- tong Yogyakarta. Skripsi.
Universitas Negeri Yogyakarta FISE.
Sahara,
sudjana & nuzula. (2015). “analisis audit operasional untuk menilai
efisiensi dan efektivitas produksi”. Jurnal administrasi bisnis volume 2 no.1.
hlm 1-6.
Usry,
M.F. 2006. Akuntansi Biaya. Jakarta: Salemba Empat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar