Rabu, 13 Januari 2016

ANALISIS AUDIT MANAJEMEN ATAS FUNGSI PENJUALAN & PEMASARAN EKSPOR PADA PT. TOARCO JAYA,(ALIFATUR ROHMAH B200120397)

ANALISIS AUDIT MANAJEMEN ATAS FUNGSI PENJUALAN & PEMASARAN EKSPOR PADA PT. TOARCO JAYA

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgIRECvJ4ipbXr1KCH6qvYp_q-XU1agmwBGboSSQAuAV5X2YOKinGMtD_ieXcOcJ6oRAH1pZiT7PTaGffDpUchSheqsFzMfdus3XhujBV5mNadcWT8xQn0zAZGiMC5_65lWsTkzcuf4wQth/s1600/UMS-Surakarta.png


Disusun Guna Memenuhi Tugas  Mata Kuliah Pengauditan Manajemen

DISUSUN OLEH :
ALIFATUR ROHMAH (B200120397/D)







PRODI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015




ANALISIS AUDIT MANAJEMEN ATAS FUNGSI PENJUALAN & PEMASARAN EKSPOR PADA PT. TOARCO JAYA
1.      Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah dengan di terapkannya  tindak lanjut temuan audit fungsi pemasaran akan menimbulkan pengaruh terhadap minat konsumen dalam menggunakan kebijakan dalam ekspor. Penelitian  ini  bertujuan  untuk  mengetahui  tingkat  keefektifan  dan  keefisienan fungsi  penjualan  ekspor  pada  PT.  Toarco  Jaya.  Teknik  analisis  data  yang  digunakan  dalam penelitian ini  yaitu teknik  analisis  deskripsi  kualitatif  dengan menggunakan beberapa  tahapan  audit  manajemen  yang  terdiri  dari  audit pendahuluan, review dan  pengujian  terhadap  sistem  pengendalian manajemen, audit terinci, dan pelaporan. Data penelitian ini diperoleh dengan cara melakukan wawancara  langsung  dengan  pihak  yang  terkait  dengan  masalah  yang  akan diteliti dan pengisian kuesioner yang dibagikan kepada personil bagian penjualan  pada PT.Toarco Jaya. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa kegiatan penjualan ekspor yang dilakukan oleh perusahaan masih belum berjalan secara efektif dan efisien. Hal ini disebabkan oleh sistem perencanaan, pelaksanaan,  dan  pengendalian  manajemen  serta  pengukuran  dan  evaluasi  di bidang penjualan ekspor yang belum berjalan sebagaimana mestinya. 

2.      LATAR BELAKANG

Perkembangan dunia usaha yang mengalami pertumbuhan pesat dan persaingan bisnis yang semakin ketat akan berdampak terhadap ketatnya seleksi perusahaan yang bisa tetap bertahan atau memenangkan persaingan. Perusahaaan sebagai penyedia barang dan jasa harus sadar bahwa sebenarnya penghasilan yang di peroleh merupakan akibat dari kemampuannya untuk memberikan kepuasan kepada para pelanggannya. Jadi dengan demikian perusahaan yang mampu bertahan dalam usahanya di perlukan peranan manajer dalam perusahaan untuk mengelola perusahaanya dengan baik. Manajer  juga  perlu  dibantu  pihak-pihak  lain,  baik  pihak  internal maupun eksternal dalam mencapai tujuan perusahaan. Salah  satu  cara  yang  dilakukan  oleh manajer  untuk  dapat mencapai  tujuan
perusahaan  dan  meningkatkan  kemampuan  bersaingnya  adalah  dengan meningkatkan  efektifitas  dan efisiensi  kegiatan  operasional,  serta  meningkatkan produktivitas perusahaan. Tentu saja dalam upaya melaksanakan kebijakan dan strategi  untuk  mencapai  tujuan  perusahaan,  manajer  sering  menghadapiberbagaimasalah,baik  yang  berasal  dari  luar  perusahaan  maupun  dari  dalam perusahaan  itu  sendiri.  Terkadang  masalah  tersebut  menyebabkan  perusahaan harus  menghadapi  hambatan  yang  lebih  besar  dalam  usaha  mencapai tujuannya.
Semakin berkembang dalam kompleksnya kegiatan suatu organisasi maka terdapat kemungkinan munculnya penyimpangan karena kurangnya pengendalian yang di lakukan oleh pimpinan perusahaan. Oleh  karena  itu, kebutuhan  akan  audit  semakin  diperlukan  oleh  perusahaan  untuk  mengurangi penyimpangan yang mungkin terjadi, sehingga perusahaan dapat berjalan sesuai dengan arah yang telah ditetapkan dan tujuan perusahaan dapat tercapai. Untuk itulah  perusahaan  perlu  melakukan  audit  manajemen. Audit  manajemen dirancang untuk menemukan  penyebab dari  kelemahan-kelemahan  yang  terjadi pada  pengelolaan  program/aktivitas  perusahaan,  menganalisis  akibat  yang ditimbulkan  oleh  kelemahan  tersebut  dan  menentukan  tindakan  perbaikan (rekomendasi)  yang  berkaitan  dengan  kelemahan  tersebut  agar  dicapai perbaikan pengelolaan di masa yang akan datang.
Audit  manajemen  dalam  perusahaan  dapat  dilakukan  kapan  saja perusahaan  membutuhkan  audit  dan  dapat  dilakukan  secara  menyeluruh terhadap semua fungsi-fungsi yang ada dalam perusahaan atau hanya pada satu fungsi  tertentu  saja  dalam  suatu  perusahaan. Pelaksanaan  audit  manajemen dalam  menilai  kualitas  manajemen  dapat  dilakukan  oleh  pemeriksa  interen sendiri  maupun  pihak  diluar  perusahaan.
Audit  manajemen  biasanya  dilakukan oleh  perusahaan  untuk  memberikan  rekomendasi  yang  bersifat  petunjuk bagaimana  perusahaan  mampu  meningkatkan  aktivitas  usahanya  agar  dapat  berkembang  di  masa  yang  akan  datang  dan  mampu  mengelola  kegiatan perusahaannya secara efektif dan efisien. Efektifitas  dan  efisiensi  membutuhkan  komitmen  bersama  di  antara  bagian yang  terlibat  dalam  perusahaan.  Efektifitas  berhubungan  dengan  penentuan apakah  tujuan  perusahaan  yang  ditetapkan  telah  tercapai.  Sedangkan  efisiensi berhubungan  dengan  penentuan  apakah  tujuan  tersebut  dicapai  dengan penggunaan  sumber  daya  yang  optimal.  Operasi  yang  efektif  dan  efisien  tanpa mengabaikan  tujuan  perusahaan,  adalah  tanggung  jawab  bersama  secara proporsional  setiap  bagian  dan  tingkatan  yang  terlibat  dalam  operasi perusahaan. Perbaikan secara terus-menerus menjadi dasar tercapainya proses operasi yang efektif dan efisien dalam mencapai tujuan perusahaan.
Sehubungan  dengan  pencapaian  tujuan  perusahaan,  maka  setiap perusahaan  berusaha  untuk  meningkatkan  aspek  penjualannya  agar  mampu memperoleh  pendapatan  yang  maksimal.  Penjualan  merupakan  salah  satu  dari kegiatan pokok yang dilakukan perusahaan untuk berkembang dan mendapatkan keuntungan.  Penjualan  yang  berhasil  dapat  menjadi  motivasi  kuat  tercapainya tujuan  perusahaan,  namun  apabila  perusahaan  tidak  berhasil  mencapai  target penjualan  sesuai  dengan  anggaran  yang  sudah  ditentukan,  itu berarti  bahwa perusahaan  belum  mampu  beroperasi  secara  efektif  dan  efisien  serta manajemen  tidak  melakukan  kegiatan  operasionalnya  sesuai  dengan  sistem yang telah dibuat.
3.      TINJAUAN PUSTAKA
a.       Tahap-tahap Audit Manajemen
Ada beberapa tahapan yang harus dilakukan dalam audit manajemen. Secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi lima, yaitu:
1. Audit Pendahuluan
Audit pendahuluan Dari informasi latar belakang ini, auditor dapat menentukan tujuanaudit sementara(tentative audit objective).
2. Review dan Pengujian Pengendalian manajemen
Dari hasil pengujian ini, auditor dapat lebih memahami pengendalian yangberlaku padaobjek audit sehingga dengan lebih mudah dapat diketahui potensi-potensi terjadinya kelemahan pada berbagai aktivitas yang dilakukan. Jika dihubungkan dengan tujuan audit sementara yang telah dibuat pada audit pendahuluan, hasil pengujian pengendalianmanajemen ini dapat mendukung tujuan audit sementara tersebut menjadi tujuansesungguhnya(definitive audit objective).
3. Audit Terinci
Langkah-langkah tahap ini meliputi:
a) Mengumpulkan tambahan informasi latar belakang objek audit yang diperlukan.
b) Memperoleh bukti-bukti yang relevan, material, dan kompeten.
c) Membuat ringkasan atas bukti yang telah diperoleh dan mengelompokkannya ke dalam
kelompok kriteria, penyebab, dan akibat.
4. Menyusun kesimpulan atas dasar bukti yang telah diperoleh dan mengidentifikasi bahwa
akibat yang ditimbulkan dari ketidaksesuaian antara kondisi dan kriteria cukup penting dan
material.
5. Pelaporan. Laporan disajikan dalam bentuk komprehensif (menyajikan temuan-temuan penting hasil audit untuk mendukung kesimpulan audit dan rekomendasi). Rekomendasi harus disajikan dalam bahasa yang operasional dan mudah dimengerti serta menarik untuk ditindaklanjuti.
6. Tindak Lanjut
Auditor tidak memiliki wewenang untuk mengharuskan manajemen melaksanakan tindak lanjut sesuai dengan rekomendasi yang diberikan. Hasil audit menjadi kurang bermakna apabila rekomendasi yang di berikan tidak di tindak lanjuti oleh pihak yang di audit.


4.      Tujuan dan manfaat audit
a.       Tujuan audit manajemen
Tujuan audit manajemen menurut agoes (2004)dalam rezkia(2011:8) yaitu sebagai berikut:
·      menilai kinerja
·      menilai apakah berbagai sumber daya (manusia,mesin,dana dan harta lainnya )yang dimiliki perusahaan telah di gunakan secara efisien dan ekonomis
·      menilai efektifitas perusahaan dalam mencapai tujuan yang telah di tetapkan oleh top manajemen
·      memberikan rekomendasi kepada manajemen puncak untuk memperbaiki kelemahan kelemahan yang terdapat dalam penerapan struktur pengendalian intern.
Manfaat audit manajemen:
Menurut Tunggal (2003) dalam Rafikah (2008:16) manfaat dilksanakannya
audit manajemen dalam perusahaan adalah:
·       memberikan informasi operasi yang relevan dan tepat waktu untuk pengambilan keputusan
·       membantu manajemen dalam mengevaluasi catatan dan laporan
·       memastikan ketaatan terhadap kebijakan manajerial yang di tetapkan, rencana rencana prosedur serta persyaratan pemerintah
·       mengidentifikasi area masalah potensial pada tahap dini untuk menentukan tindakan preventif yang akan di ambil.
5.      Ruang lingkup manajemen penjualan ekspor
5.1  pengertian penjualan
Aktivitas  penjualan  merupakan  pendapatan  utama  perusahaan  karena  jika
aktivitas penjualan produk maupun jasa tidak dikelola dengan baik maka secara
langsung dapat merugikan perusahaan. Hal ini dapat disebabkan karena sasaran
penjualan yang diharapkan tidak tercapai dan pendapatan pun akan berkurang.
secara umum definisi penjualan dapat diartikan sebagai sebuah usaha atau
langkah  konkrit  yang  dilakukan  untuk  memindahkan  suatu  produk,  baik  itu
berupa  barang  ataupun  jasa,  dari  produsen  kepada  konsumen  sebagai sasarannya. Menurut  Swastha  (1989) dalam bukunya “Manajemen Penjualan” definisi penjualan “adalah ilmu dan seni mempengaruhi pribadi yang dilakukan  oleh penjual untuk mengajak orang lain agar bersedia membeli barang atau jasa yang ditawarkannya”. Adapun  empat  syarat  untuk  menjual  adalah:  (1)  ada  calon  pembeli  dan penjual,  (2)  proses  interaksi  dan  persepsi,  (3)  menjajaki  sebuah transaksi/pertukaran  kepentingan,  (4)  barang,  jasa,  ide,  gagasan,  rencana, keyakinan, prinsip. Bagi  perusahaan  pada  umumnya  memiliki  tiga tujuan  umum  dalam perusahaan, yaitu mencapai penjualan tertentu, mendapatkan laba tertentu, dan menunjang pertumbuhan perusahaan.
5.2  Pengertian penjualan ekspor
Hampir  setiap  negara  di  dunia  tidak  dapat  memenuhi  kebutuhannya  dari
hasil  produksi  negaranya  sendiri,  tetapi  satu  negara  dengan  negara  lainnya
saling membutuhkan. kspor adalah proses transportasi barang atau komoditas dari suatu negara ke  negara  lain.  Proses  ini  seringkali  digunakan  oleh  perusahaan  dengan  skala bisnis  kecil  sampai  menengah  sebagai  strategi  utama  untuk  bersaing  di  tingkat internasional. Strategi ekspor digunakan karena risiko  lebih rendah, modal  lebih kecil dan lebih mudah bila dibandingkan dengan strategi lainnya. Strategi lainnya misalnya franchise dan akuisisi Ekspor  langsung  adalah  cara  menjual  barang  atau  jasa  melalui  perantara/ eksportir  yang  bertempat  di  negara  lain  atau  negara  tujuan  ekspor.  Penjualan  dilakukan  melalui distributor  dan  perwakilan  penjualan perusahaan.  Keuntungannya,  produksi  terpusat  di  negara  asal  dan  kontrol terhadap distribusi  lebih baik Kelemahannya, biaya transportasi  lebih tinggi untuk  produk  dalam  skala  besar  dan  adanya  hambatan  perdagangan  serta proteksionisme.
Menurut Amir (2001) pengertian perdagangan ekspor “yaitu pemindahan
barang-barang dari  dalam negeri  keluar  negeri  dengan  syarat-syarat  yang  telah ditentukan”. Amir  juga  menambahkan bahwa  ada  hal-hal  yang  menjadi  landasan  untuk kemungkinan melakukan perdagangan ekspor, yaitu:
a.  Komoditi atau produk negara kita mempunyai keunggulan mutlak. 
b.  Komoditi yang dikirim ke negara lain sesuai selera dan kebutuhan konsumen
di luar negeri.
c.  Komoditi  tersebut  diperlukan  untuk  diekspor  dalam  rangka  pengamanan
cadangan strategi nasional.
Ada  beberapa  kesalahan  umum  yang  sering dilakukan  oleh  perusahaan:
  1. Tidak melakukan penyelidikan yang lengkap sebelum melakukan ekspor.
2. Tidak melakukan konsultasi terlebih dahulu.
Berikut ini beberapa manfaat penjualan ekspor, yaitu:
a.  Memperluas Pasar bagi Produk Indonesia
Penjualan  ekspor  merupakan  salah  satu  cara  untuk  memasarkan produk
Indonesia ke luar negeri.
b.  Menambah Devisa Negara
Perdagangan antarnegara memungkinkan eksportir Indonesia untuk menjual
barang  kepada  masyarakat  luar  negeri.  Transaksi  ini  dapat  menambah
penerimaan  devisa negara.  Dengan  demikian,  kekayaan  negara  bertambah
karena devisa merupakan salah satu sumber penerimaan negara.
c.  Memperluas Lapangan Kerja
Penjualan  ekspor  akan  membuka lapangan  kerja bagi  masyarakat. Dengan
semakin  luasnya  pasar  bagi  produk  Indonesia,  kegiatan  produksi  di  dalam
negeri akan meningkat. Semakin banyak pula tenaga kerja yang dibutuhkan
sehingga lapangan kerja semakin luas.
5.3  Tahap Tahap Penjualan Ekspor
Dalam  perencanaan  ekspor  perlu  dilakukan  berbagai  persiapan.  Berikut  ini
langkah-langkah persiapannya: 
1.  Identifikasi pasar yang potensial.
2.  Penyesuaian antara kebutuhan pasar dengan kemampuan analisis SWOT.
3.  Melakukan pertemuan dengan eksportir, agen, dan lain-lain.
4.  Alokasi sumber daya.
            6. Pengertian Manajemen Penjualan
            Manajemen penjualan adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, implementasi,  pengendalian  terhadap  aktifitas  kegiatan  menjual  yang  dilakukan
oleh  perusahaan  melalui  tenaga  penjualan.  Manajemen  penjualan  termasuk
kegiatan  penarikan,  pemilihan,  perlengkapan,  penugasan,  penentuan  rute,
supervise,  pembayaran  dan  pemotivasian  serta  pengembangan  kemampuan yang diberikan kepada tenaga penjualan.
6.      Proses manajamen penjualan
setiap  adanya  proses  penjualan  mempunyai  strategi  penjualan  yang
ditetapkan,  maka  untuk  selanjutnya  manajemen  tentu  harus  melaksanakannya
dan  mengelola  pelaksanaan  penjualan.  Kegiatan  pengelolaan  dimulai  dari
perencanaan  penjualan  yang  meliputi  pengenalan  pasar  dan  peran  mendesain
organisasi dan struktur organisasi penjual.
Meramalkan  penjualan  menentukan  objektif  penjualan  dan  manajemen
waktu  dan  didalam  penentuan  tujuan  harus  diturunkan  dari  tujuan  perusahaan
pada tingkat manajemen yang lebih tinggi. Tingkatan tujuan penjualan terdiri dari
tujuan korporasi unit bisnis, pemasaran dan penjualan yang beberapa tingkatan
sampai ketujuan individu tenaga penjual.
7.      Manajemen pemasaran
perencanaan,  implementasi,  dan  pengendalian  program  yang dirancang  untuk menciptakan,membangun, dan mempertahankan pertukaran yang menguntungkan dengan target pembeli demi mencapai  sasaran  organisasi  (Kotler  P.  ,  Armstrong,  Ang,  Leong,  Tan,  &  Tse,  2005).  Perusahaan  harus  melakukan  analisis  terhadap  lingkungan  pemasarannya  untuk  menentukan berbagaiancaman  yang  mungkin  dihadapi  dan  beberapa  peluang  yang mungkin  untuk  dikelola (Kotler  Armstrong,  2006). Perusahaan  juga  harus  melakukan analisis  terhadap  kekuatan  dan kelemahannya. Hasil analisis pemasaran memberikan gambaran berbagai peluang ancaman, dan kekuatan  perusahaan,  termasuk  berbagai  kelemahan  yang dapat menjadi  hambatan  dalam menghadapi pesaing. Berdasarkan informasi ini, perusahaan menyusun suatu rencana pemasaran(kertajaya 2000) Perencanaan pemasaran meliputi (Kotler P. , 2000): tujuan, strategi, dan taktik yang akan dijalankan.  Sedangkan  implementasi  pemasaran  mencakup  aktivitas  sehari-hari untuk melaksanakan  rencana  pemasaran.  Pengendalian  pemasaran  yang  merupakan  proses pengukurandan evaluasi hasil-hasil strategi dan rencana pemasaran serta pengambilan tindakan-tindakan korektif untuk memastikan bahwa tujuan-tujuan pemasaran akan tercapai. Pengendalian pemasaran  meliputi  empat  tahapan  penting  (Jung,  2001),  yaitu:  penetapan  tujuan  pemasaran spesifik, mengukur kinerja di pasar, mengevaluasi penyebab terjadinya perbedaan antara kinerja yang  diharapkan  (tujuan)  dengan  kinerja  aktual  yang  dicapai  perusahaan dan  menentukan tindakan  perbaikan  yang  harus dilakukan  untuk  menutup kesenjangan antara tujuan dan kinerja aktual (Tjiptono, 2001). Salah satu alat untuk melakukan pengendalian pemasaran adalah audit pemasaran yang akan dijelaskan di bagian berikutnya.
8.      Alat audit pemasaran
a.       Analisa SWOT
Alat ini berguna untuk tenaga pemasar dan dapat digunakan pada awal proses audit. Analisa SWOT mempunyai berbagai keunggulan dan kekurangan (Kotler & Keller, 2008). Beberapa dari  kekurangan  dari  SWOT  analisis  adalah  terlalu  subyektif  dan  tidak  dapat  diandalkan terlalu  banyak.  Beberapa  perusahaan  menggunakan  SWOT  analisis ini  sebagai  alat  untuk mengevaluasi  kinerja  pemasaran  perusahaannya.  Kekuatan  (strength)  dan  Kelemahan (weakness)  mencakup  faktor  internal.  Sedangkan  Peluang  (opportunity)  dan  Ancaman (threat) meliputi faktor eksternal. Peluang dan Kesempatan dapat menciptakan atau merusaknilai perusahaan. Perusahaan tidak dapat mengkontrol faktor tersebut. Faktor tersebut muncul dari dinamika kompetisi di industri atau pasar (Sopiah & Syihabudhin, 2008) atau dapat saja dari  keadaan  politik,  kondisi  ekonomi  suatu  negara,  masalah  sosial  dan  budaya (Indra  & Anantadjaya,  2011).  Dengan  berkembangnya  pemahaman  mengenai  perusahaan  dan lingkungannya,  maka  analisa  SWOT  ini  juga  berkembang  menjadi  suatu  analisa  bisnis dengan  menggunakan  pendekatan outward-looking,  atau  disebut  dengan  analisa  TOWS, dengan  menyelaraskan  kekuatan  dan  kelemahan  yang  dimiliki  oleh  perusahaan  dengamemperhatikan kesempatan dan ancaman pasar (Hubbard, Rice, & Beamish, 2008).   
b.      Analisa five forces model
Analisa ini  efektif  karena  dapat  membantu pemasar untuk  mempunyai  gambaran  yang  jelas tentang  kompetisi  di  dalam  industrinya  (Kotler  &  Keller,  2008).  Pemasar  dapat  melihat aspek, seperti  pesaing,  konsumen  dan  pemasok (Hubbard,  Rice,  &  Beamish,  2008).  Model ini merupakan  suatu alat  analisa  efektif yang  dapat  digunakan untuk mempelajari kinerja perusahaan,  dari  sudut  pandang  analisa  industrinya.  Secara  khusus, audit pemasaran  yang  dapat  dilakukan  dengan  perspektif  ini  adalah (Hubbard,  Rice,  &  Beamish,
2008); (1) mempelajari tekanan yang terjadi di dalam suatu industri sehingga mempengaruhi tingkat marjin yang dapat dicapai oleh suatu industri tertentu, (2) bagaimana tekanan tersebut berubah  seiring  dengan  waktu,  dan/atau  kondisi  pasar,  dan  (3)  apakah  perubahan  tersebut akan  memberikan  dampak  terhadap  tingkat  marjin  industri.  Berdasarkan  analisa  model five forces ini, diharapkan audit pemasaran dapat melakukan penelaahan terhadap aspek pesaing, konsumen, dan pemasok. 
            9. KASUS
            Audit Pemasaran Rumah Makan Indonesia Kita Rame Rame
            merupakan sebuah rumah makan yang berlokasi di Jakarta. Rumah makan ini menyajikan masakan khas Indonesia. Menu yang paling banyak disukai oleh para pengunjung adalah Gado-gado, Coto Betawi dan Gudeg Jogja. Dalam lima tahun terakhir, penjualan dan laba Rumah Makan Indonesia Kita Rame-Rame memang mengalami peningkatan, tapipeningkatan ini sangat tergantung kepada ketiga masakan tersebutManajemen puncak merasa persoalannya terletak pada keterampilan juru masak dan tenaga pemasaran. Menurutnya, kedua bagian ini tidak dapat berinovasi, dan tidak cukup mampu untuk memperbaiki keadaan. Manajemen puncak merencanakan untuk menyewa pelatih juru masak dan tenaga pemasaran masing–masing untuk melatih mereka dalam teknik memasak dan pemasaran. Akan tetapi sebelum melaksanakan rencana tersebut, manajemen memutuskan untuk menyewa konsultan pemasaran untuk melakukan audit pemasaran. Auditor mewawancarai manajer, pelanggan, perwakilan penjualan, dan meneliti berbagai data yangada.
Berikut ini adalah temuan –temuan auditor, antara lain :
1.Lini produk perusahaan terdiri dari 20 produk. Ketiga menu pemimpin perusahaan (Gado-gado, Coto Betawi dan Gudeg Jogja)sudah memasuki siklus hidup dewasa. Tiga produk pemimpin ini mewakili 85 % penjualan tunai dan sudah tidak lagi mempunyai potensi pertumbuhan.
2.Sedangkan delapan dari produk tidak menguntungkan atau tidak memiliki potensi pertumbuhan.
3.Kreatifitas para juru masak kurang memadai
4.Pemasaran kurang maksimal
5.Biaya terlalu banyak terbuang untuk biaya bahan baku daripada tenaga pemasaran, dalam hal ini periklanan kurang di maksimalkan.
6.Perusahaan telah melihat adanya perkembangan yang cepat pada menu masakan Padang, namun perusahaan belum berbuat banyak.
7.Produk yang dihasilkan perusahaan terkesan hanya menarik konsumen yang
berpendapatan menengah keatas.
8.Menurut responden yang dimintai keterangan oleh pihak auditor menyatakan bahwa, masakan disajikan oleh Rumah Makan Indonesia Kita Rame-Rame adalah “ berkualitas diatas rata-rata dan terkesan mahal “.
9.Rumah Makan Indonesia Kita Rame-Rame juga menyewakan tempat untuk rapat atau pertemuan –pertemuan khusus untuk para pengunjung.
10.Selain itu Rumah Makan Indonesia Kita Rame-Rame juga menyediakan jasa untuk para pelanggan yang berkeinginan melaksanakan pesta ulang tahun ataupun pesta pernikahan.



           
                                   



DAFTAR PUSTAKA:
lidya,siti ;2011 “audit pemasaran pada PT graha mitra sukarami palembang
finata ony ; audit manajemen sebagai dasar untuk menilai efektivitas fungsi b. pemasaran pada CV cahaya harapan malang.
sutcipto,nur; 2014”evaluasi penerapan audit operasional fungsi pemasaran pada PT                      arisu surabaya’’
muhammad,cinde,jono;2011’’analisis strategi pemasaran jasa laboratorium p        pangan(studi kasus pada M-brio food laboratory)’’
dian,aristina;2013’’pengaruh tindak lanjut temuan audit fungsi pemasaran terhadap           minat konsumen pengguna kereta api eksekutif PT kereta api indonesia
hardjomijojo,hubeis 2011’’analisa strategi pemasaran pada industri kecil batik xyz’’
sianturi,syarief,sama 2013’’analisis strategi pemasaran kacang mete matang “
sirait,limbong,suryahadi’’analisis strategi pemasaran daging sapi pada cv duta mandiri abadi’’
siti,lidya 2011’’audit manajemen fungsi pemasaran pada PT graha mitra sukarami palembang’’
annica 2013’’analisis audit manajemen atas fungsi penjualan ekspor’’
safrida,hifni,effendi “pengaruh skeptisme profesional, keahlian,independensi dan redukasi kualitas audit terhadap kualitas audit (studi pada BPK RI perwakilan profinsi kalimantan selatan”
irma 2013 “audit pemasaran manajemen rittel”











Tidak ada komentar:

Posting Komentar