ANALISIS
AUDIT MANAJEMEN ATAS FUNGSI PENJUALAN & PEMASARAN EKSPOR PADA PT. TOARCO
JAYA

Disusun Guna Memenuhi
Tugas Mata Kuliah Pengauditan Manajemen
DISUSUN
OLEH :
ALIFATUR ROHMAH (B200120397/D)
PRODI
AKUNTANSI
FAKULTAS
EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
ANALISIS
AUDIT MANAJEMEN ATAS FUNGSI PENJUALAN & PEMASARAN EKSPOR PADA PT. TOARCO
JAYA
1.
Abstrak
Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah dengan di terapkannya tindak lanjut temuan audit fungsi pemasaran
akan menimbulkan pengaruh terhadap minat konsumen dalam menggunakan kebijakan
dalam ekspor. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui tingkat
keefektifan dan keefisienan fungsi penjualan
ekspor pada PT.
Toarco Jaya. Teknik
analisis data yang
digunakan dalam penelitian
ini yaitu teknik analisis
deskripsi kualitatif dengan menggunakan beberapa tahapan
audit manajemen yang
terdiri dari audit pendahuluan, review dan pengujian
terhadap sistem pengendalian manajemen, audit terinci, dan
pelaporan. Data penelitian ini diperoleh dengan cara melakukan wawancara langsung
dengan pihak yang
terkait dengan masalah
yang akan diteliti dan pengisian
kuesioner yang dibagikan kepada personil bagian penjualan pada PT.Toarco Jaya. Berdasarkan hasil
penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa kegiatan penjualan ekspor yang
dilakukan oleh perusahaan masih belum berjalan secara efektif dan efisien. Hal
ini disebabkan oleh sistem perencanaan, pelaksanaan, dan
pengendalian manajemen serta
pengukuran dan evaluasi
di bidang penjualan ekspor yang belum berjalan sebagaimana mestinya.
2. LATAR
BELAKANG
Perkembangan
dunia usaha yang mengalami pertumbuhan pesat dan persaingan bisnis yang semakin
ketat akan berdampak terhadap ketatnya seleksi perusahaan yang bisa tetap
bertahan atau memenangkan persaingan. Perusahaaan sebagai penyedia barang dan
jasa harus sadar bahwa sebenarnya penghasilan yang di peroleh merupakan akibat
dari kemampuannya untuk memberikan kepuasan kepada para pelanggannya. Jadi
dengan demikian perusahaan yang mampu bertahan dalam usahanya di perlukan
peranan manajer dalam perusahaan untuk mengelola perusahaanya dengan baik.
Manajer juga perlu
dibantu pihak-pihak lain,
baik pihak internal maupun eksternal dalam mencapai
tujuan perusahaan. Salah satu cara
yang dilakukan oleh manajer
untuk dapat mencapai tujuan
perusahaan dan
meningkatkan kemampuan bersaingnya
adalah dengan meningkatkan efektifitas
dan efisiensi kegiatan operasional,
serta meningkatkan produktivitas
perusahaan. Tentu saja dalam upaya melaksanakan kebijakan dan strategi untuk
mencapai tujuan perusahaan,
manajer sering menghadapiberbagaimasalah,baik yang
berasal dari luar
perusahaan maupun dari
dalam perusahaan itu sendiri.
Terkadang masalah tersebut
menyebabkan perusahaan harus menghadapi
hambatan yang lebih
besar dalam usaha
mencapai tujuannya.
Semakin
berkembang dalam kompleksnya kegiatan suatu organisasi maka terdapat
kemungkinan munculnya penyimpangan karena kurangnya pengendalian yang di
lakukan oleh pimpinan perusahaan. Oleh
karena itu, kebutuhan akan
audit semakin diperlukan
oleh perusahaan untuk
mengurangi penyimpangan yang mungkin terjadi, sehingga perusahaan dapat
berjalan sesuai dengan arah yang telah ditetapkan dan tujuan perusahaan dapat
tercapai. Untuk itulah perusahaan perlu
melakukan audit manajemen. Audit manajemen dirancang untuk menemukan penyebab dari
kelemahan-kelemahan yang terjadi pada
pengelolaan
program/aktivitas
perusahaan, menganalisis akibat
yang ditimbulkan oleh kelemahan
tersebut dan menentukan
tindakan perbaikan
(rekomendasi) yang berkaitan
dengan kelemahan tersebut
agar dicapai perbaikan
pengelolaan di masa yang akan datang.
Audit manajemen
dalam perusahaan dapat
dilakukan kapan saja perusahaan membutuhkan
audit dan dapat
dilakukan secara menyeluruh terhadap semua fungsi-fungsi yang
ada dalam perusahaan atau hanya pada satu fungsi tertentu
saja dalam suatu
perusahaan. Pelaksanaan
audit manajemen dalam menilai
kualitas manajemen dapat
dilakukan oleh pemeriksa
interen sendiri maupun pihak
diluar perusahaan.
Audit manajemen
biasanya dilakukan oleh perusahaan
untuk memberikan rekomendasi
yang bersifat petunjuk bagaimana perusahaan
mampu meningkatkan aktivitas
usahanya agar dapat
berkembang di masa
yang akan datang
dan mampu mengelola
kegiatan perusahaannya secara efektif dan efisien. Efektifitas dan
efisiensi membutuhkan komitmen
bersama di antara
bagian yang terlibat dalam
perusahaan. Efektifitas berhubungan
dengan penentuan apakah tujuan
perusahaan yang ditetapkan
telah tercapai. Sedangkan
efisiensi berhubungan dengan penentuan
apakah tujuan tersebut
dicapai dengan penggunaan sumber
daya yang optimal.
Operasi yang efektif
dan efisien tanpa mengabaikan tujuan
perusahaan, adalah tanggung
jawab bersama secara proporsional setiap
bagian dan tingkatan
yang terlibat dalam
operasi perusahaan. Perbaikan secara terus-menerus menjadi dasar
tercapainya proses operasi yang efektif dan efisien dalam mencapai tujuan
perusahaan.
Sehubungan dengan
pencapaian tujuan perusahaan,
maka setiap perusahaan berusaha
untuk meningkatkan aspek
penjualannya agar mampu memperoleh pendapatan
yang maksimal. Penjualan
merupakan salah satu
dari kegiatan pokok yang dilakukan perusahaan untuk berkembang dan mendapatkan
keuntungan. Penjualan yang
berhasil dapat menjadi
motivasi kuat tercapainya tujuan perusahaan,
namun apabila perusahaan
tidak berhasil mencapai
target penjualan sesuai dengan
anggaran yang sudah
ditentukan, itu berarti bahwa perusahaan belum
mampu beroperasi secara
efektif dan efisien
serta manajemen tidak melakukan
kegiatan operasionalnya sesuai
dengan sistem yang telah dibuat.
3. TINJAUAN
PUSTAKA
a.
Tahap-tahap Audit
Manajemen
Ada beberapa tahapan
yang harus dilakukan dalam audit manajemen. Secara garis besar dapat
dikelompokkan menjadi lima, yaitu:
1. Audit Pendahuluan
Audit pendahuluan Dari
informasi latar belakang ini, auditor dapat menentukan tujuanaudit
sementara(tentative audit objective).
2. Review dan Pengujian
Pengendalian manajemen
Dari hasil pengujian
ini, auditor dapat lebih memahami pengendalian yangberlaku padaobjek audit
sehingga dengan lebih mudah dapat diketahui potensi-potensi terjadinya
kelemahan pada berbagai aktivitas yang dilakukan. Jika dihubungkan dengan
tujuan audit sementara yang telah dibuat pada audit pendahuluan, hasil
pengujian pengendalianmanajemen ini dapat mendukung tujuan audit sementara
tersebut menjadi tujuansesungguhnya(definitive audit objective).
3. Audit Terinci
Langkah-langkah tahap
ini meliputi:
a) Mengumpulkan
tambahan informasi latar belakang objek audit yang diperlukan.
b) Memperoleh
bukti-bukti yang relevan, material, dan kompeten.
c) Membuat ringkasan
atas bukti yang telah diperoleh dan mengelompokkannya ke dalam
kelompok kriteria,
penyebab, dan akibat.
4. Menyusun kesimpulan
atas dasar bukti yang telah diperoleh dan mengidentifikasi bahwa
akibat yang ditimbulkan
dari ketidaksesuaian antara kondisi dan kriteria cukup penting dan
material.
5. Pelaporan. Laporan
disajikan dalam bentuk komprehensif (menyajikan temuan-temuan penting hasil
audit untuk mendukung kesimpulan audit dan rekomendasi). Rekomendasi harus
disajikan dalam bahasa yang operasional dan mudah dimengerti serta menarik
untuk ditindaklanjuti.
6. Tindak Lanjut
Auditor tidak memiliki
wewenang untuk mengharuskan manajemen melaksanakan tindak lanjut sesuai dengan
rekomendasi yang diberikan. Hasil audit menjadi kurang bermakna apabila rekomendasi
yang di berikan tidak di tindak lanjuti oleh pihak yang di audit.
4. Tujuan
dan manfaat audit
a.
Tujuan audit manajemen
Tujuan audit manajemen
menurut agoes (2004)dalam rezkia(2011:8) yaitu sebagai berikut:
·
menilai kinerja
·
menilai apakah berbagai
sumber daya (manusia,mesin,dana dan harta lainnya )yang dimiliki perusahaan
telah di gunakan secara efisien dan ekonomis
·
menilai efektifitas
perusahaan dalam mencapai tujuan yang telah di tetapkan oleh top manajemen
· memberikan
rekomendasi kepada manajemen puncak untuk memperbaiki kelemahan kelemahan yang
terdapat dalam penerapan struktur pengendalian intern.
Manfaat
audit manajemen:
Menurut
Tunggal (2003) dalam Rafikah (2008:16) manfaat dilksanakannya
audit
manajemen dalam perusahaan adalah:
· memberikan
informasi operasi yang relevan dan tepat waktu untuk pengambilan keputusan
· membantu
manajemen dalam mengevaluasi catatan dan laporan
· memastikan
ketaatan terhadap kebijakan manajerial yang di tetapkan, rencana rencana
prosedur serta persyaratan pemerintah
· mengidentifikasi
area masalah potensial pada tahap dini untuk menentukan tindakan preventif yang
akan di ambil.
5. Ruang
lingkup manajemen penjualan ekspor
5.1 pengertian
penjualan
Aktivitas penjualan
merupakan pendapatan utama
perusahaan karena jika
aktivitas penjualan produk maupun jasa
tidak dikelola dengan baik maka secara
langsung dapat merugikan perusahaan. Hal
ini dapat disebabkan karena sasaran
penjualan yang diharapkan tidak tercapai
dan pendapatan pun akan berkurang.
secara umum definisi penjualan dapat
diartikan sebagai sebuah usaha atau
langkah
konkrit yang dilakukan
untuk memindahkan suatu
produk, baik itu
berupa
barang ataupun jasa,
dari produsen kepada
konsumen sebagai sasarannya.
Menurut Swastha (1989) dalam bukunya “Manajemen Penjualan”
definisi penjualan “adalah ilmu dan seni mempengaruhi pribadi yang
dilakukan oleh penjual untuk mengajak
orang lain agar bersedia membeli barang atau jasa yang ditawarkannya”.
Adapun empat syarat
untuk menjual adalah:
(1) ada calon
pembeli dan penjual, (2)
proses interaksi dan
persepsi, (3) menjajaki
sebuah transaksi/pertukaran
kepentingan, (4) barang,
jasa, ide, gagasan,
rencana, keyakinan, prinsip. Bagi
perusahaan pada umumnya
memiliki tiga tujuan umum
dalam perusahaan, yaitu mencapai penjualan tertentu, mendapatkan laba
tertentu, dan menunjang pertumbuhan perusahaan.
5.2 Pengertian
penjualan ekspor
Hampir
setiap negara di
dunia tidak dapat
memenuhi kebutuhannya dari
hasil
produksi negaranya sendiri,
tetapi satu negara
dengan negara lainnya
saling membutuhkan. kspor adalah proses
transportasi barang atau komoditas dari suatu negara ke negara
lain. Proses ini
seringkali digunakan oleh
perusahaan dengan skala bisnis
kecil sampai menengah
sebagai strategi utama
untuk bersaing di
tingkat internasional. Strategi ekspor digunakan karena risiko lebih rendah, modal lebih kecil dan lebih mudah bila dibandingkan
dengan strategi lainnya. Strategi lainnya misalnya franchise dan akuisisi
Ekspor langsung adalah
cara menjual barang
atau jasa melalui
perantara/ eksportir yang bertempat
di negara lain
atau negara tujuan
ekspor. Penjualan dilakukan
melalui distributor dan perwakilan
penjualan perusahaan.
Keuntungannya, produksi terpusat
di negara asal
dan kontrol terhadap distribusi lebih baik Kelemahannya, biaya
transportasi lebih tinggi untuk produk
dalam skala besar
dan adanya hambatan
perdagangan serta proteksionisme.
Menurut Amir (2001) pengertian
perdagangan ekspor “yaitu pemindahan
barang-barang dari dalam negeri
keluar negeri dengan
syarat-syarat yang telah ditentukan”. Amir juga
menambahkan bahwa ada hal-hal
yang menjadi landasan
untuk kemungkinan melakukan perdagangan ekspor, yaitu:
a.
Komoditi atau produk negara kita mempunyai keunggulan mutlak.
b.
Komoditi yang dikirim ke negara lain sesuai selera dan kebutuhan
konsumen
di luar negeri.
c.
Komoditi tersebut diperlukan
untuk diekspor dalam
rangka pengamanan
cadangan strategi nasional.
Ada
beberapa kesalahan umum
yang sering dilakukan oleh
perusahaan:
1. Tidak melakukan penyelidikan yang lengkap sebelum melakukan ekspor.
2. Tidak melakukan
konsultasi terlebih dahulu.
Berikut ini beberapa
manfaat penjualan ekspor, yaitu:
a. Memperluas Pasar bagi Produk Indonesia
Penjualan ekspor
merupakan salah satu
cara untuk memasarkan produk
Indonesia ke luar
negeri.
b. Menambah Devisa Negara
Perdagangan antarnegara
memungkinkan eksportir Indonesia untuk menjual
barang kepada
masyarakat luar negeri.
Transaksi ini dapat
menambah
penerimaan devisa negara. Dengan
demikian, kekayaan negara
bertambah
karena devisa merupakan
salah satu sumber penerimaan negara.
c. Memperluas Lapangan Kerja
Penjualan ekspor
akan membuka lapangan kerja bagi
masyarakat. Dengan
semakin luasnya
pasar bagi produk
Indonesia, kegiatan produksi
di dalam
negeri akan meningkat.
Semakin banyak pula tenaga kerja yang dibutuhkan
sehingga lapangan kerja
semakin luas.
5.3 Tahap
Tahap Penjualan Ekspor
Dalam
perencanaan ekspor perlu
dilakukan berbagai persiapan.
Berikut ini
langkah-langkah persiapannya:
1.
Identifikasi pasar yang potensial.
2.
Penyesuaian antara kebutuhan pasar dengan kemampuan analisis SWOT.
3.
Melakukan pertemuan dengan eksportir, agen, dan lain-lain.
4.
Alokasi sumber daya.
6. Pengertian Manajemen Penjualan
Manajemen penjualan adalah suatu
proses perencanaan, pengorganisasian, implementasi, pengendalian
terhadap aktifitas kegiatan
menjual yang dilakukan
oleh perusahaan
melalui tenaga penjualan.
Manajemen penjualan termasuk
kegiatan penarikan,
pemilihan, perlengkapan, penugasan,
penentuan rute,
supervise, pembayaran
dan pemotivasian serta
pengembangan kemampuan yang
diberikan kepada tenaga penjualan.
6.
Proses manajamen
penjualan
setiap adanya
proses penjualan mempunyai
strategi penjualan yang
ditetapkan, maka
untuk selanjutnya manajemen
tentu harus melaksanakannya
dan mengelola
pelaksanaan penjualan. Kegiatan
pengelolaan dimulai dari
perencanaan penjualan
yang meliputi pengenalan
pasar dan peran
mendesain
organisasi
dan struktur organisasi penjual.
Meramalkan penjualan
menentukan objektif penjualan
dan manajemen
waktu dan
didalam penentuan tujuan
harus diturunkan dari
tujuan perusahaan
pada
tingkat manajemen yang lebih tinggi. Tingkatan tujuan penjualan terdiri dari
tujuan
korporasi unit bisnis, pemasaran dan penjualan yang beberapa tingkatan
sampai
ketujuan individu tenaga penjual.
7. Manajemen
pemasaran
perencanaan, implementasi,
dan pengendalian program
yang dirancang untuk
menciptakan,membangun, dan mempertahankan pertukaran yang menguntungkan dengan
target pembeli demi mencapai
sasaran organisasi (Kotler
P. , Armstrong,
Ang, Leong, Tan,
& Tse, 2005).
Perusahaan harus melakukan
analisis terhadap lingkungan
pemasarannya untuk menentukan berbagaiancaman yang
mungkin dihadapi dan
beberapa peluang yang mungkin
untuk dikelola (Kotler Armstrong,
2006). Perusahaan juga harus
melakukan analisis terhadap kekuatan
dan kelemahannya. Hasil analisis pemasaran memberikan gambaran berbagai
peluang ancaman, dan kekuatan
perusahaan, termasuk berbagai
kelemahan yang dapat menjadi hambatan
dalam menghadapi pesaing. Berdasarkan informasi ini, perusahaan menyusun
suatu rencana pemasaran(kertajaya 2000) Perencanaan pemasaran meliputi (Kotler
P. , 2000): tujuan, strategi, dan taktik yang akan dijalankan. Sedangkan
implementasi pemasaran mencakup
aktivitas sehari-hari untuk
melaksanakan rencana pemasaran.
Pengendalian pemasaran yang
merupakan proses pengukurandan
evaluasi hasil-hasil strategi dan rencana pemasaran serta pengambilan
tindakan-tindakan korektif untuk memastikan bahwa tujuan-tujuan pemasaran akan
tercapai. Pengendalian pemasaran
meliputi empat tahapan
penting (Jung, 2001),
yaitu: penetapan tujuan
pemasaran spesifik, mengukur kinerja di pasar, mengevaluasi penyebab
terjadinya perbedaan antara kinerja yang
diharapkan (tujuan) dengan
kinerja aktual yang
dicapai perusahaan dan menentukan tindakan perbaikan
yang harus dilakukan untuk
menutup kesenjangan antara tujuan dan kinerja aktual (Tjiptono, 2001).
Salah satu alat untuk melakukan pengendalian pemasaran adalah audit pemasaran
yang akan dijelaskan di bagian berikutnya.
8. Alat
audit pemasaran
a. Analisa
SWOT
Alat ini berguna untuk tenaga pemasar
dan dapat digunakan pada awal proses audit. Analisa SWOT mempunyai berbagai
keunggulan dan kekurangan (Kotler & Keller, 2008). Beberapa dari kekurangan
dari SWOT analisis
adalah terlalu subyektif
dan tidak dapat
diandalkan terlalu banyak. Beberapa
perusahaan menggunakan SWOT
analisis ini sebagai alat
untuk mengevaluasi kinerja pemasaran
perusahaannya. Kekuatan (strength)
dan Kelemahan (weakness) mencakup
faktor internal. Sedangkan
Peluang (opportunity) dan
Ancaman (threat) meliputi faktor eksternal. Peluang dan Kesempatan dapat
menciptakan atau merusaknilai perusahaan. Perusahaan tidak dapat mengkontrol
faktor tersebut. Faktor tersebut muncul dari dinamika kompetisi di industri
atau pasar (Sopiah & Syihabudhin, 2008) atau dapat saja dari keadaan
politik, kondisi ekonomi
suatu negara, masalah
sosial dan budaya (Indra
& Anantadjaya, 2011). Dengan
berkembangnya pemahaman mengenai
perusahaan dan
lingkungannya, maka analisa
SWOT ini juga
berkembang menjadi suatu
analisa bisnis dengan menggunakan
pendekatan outward-looking,
atau disebut dengan
analisa TOWS, dengan menyelaraskan
kekuatan dan kelemahan
yang dimiliki oleh
perusahaan dengamemperhatikan
kesempatan dan ancaman pasar (Hubbard, Rice, & Beamish, 2008).
b. Analisa
five forces model
Analisa ini efektif
karena dapat membantu pemasar untuk mempunyai
gambaran yang jelas tentang
kompetisi di dalam
industrinya (Kotler &
Keller, 2008). Pemasar
dapat melihat aspek, seperti pesaing,
konsumen dan pemasok (Hubbard, Rice,
& Beamish, 2008).
Model ini merupakan suatu
alat analisa efektif yang
dapat digunakan untuk mempelajari
kinerja perusahaan, dari sudut
pandang analisa industrinya.
Secara khusus, audit pemasaran yang
dapat dilakukan dengan
perspektif ini adalah (Hubbard, Rice,
& Beamish,
2008); (1) mempelajari tekanan yang
terjadi di dalam suatu industri sehingga mempengaruhi tingkat marjin yang dapat
dicapai oleh suatu industri tertentu, (2) bagaimana tekanan tersebut
berubah seiring dengan
waktu, dan/atau kondisi
pasar, dan (3)
apakah perubahan tersebut akan
memberikan dampak terhadap
tingkat marjin industri.
Berdasarkan analisa model five forces ini, diharapkan audit
pemasaran dapat melakukan penelaahan terhadap aspek pesaing, konsumen, dan
pemasok.
9. KASUS
Audit Pemasaran Rumah Makan
Indonesia Kita Rame Rame
merupakan
sebuah rumah makan yang berlokasi di Jakarta. Rumah makan ini menyajikan
masakan khas Indonesia. Menu yang paling banyak disukai oleh para pengunjung
adalah Gado-gado, Coto Betawi dan Gudeg Jogja. Dalam lima tahun terakhir,
penjualan dan laba Rumah Makan Indonesia Kita Rame-Rame memang mengalami
peningkatan, tapipeningkatan ini sangat tergantung kepada ketiga masakan tersebutManajemen
puncak merasa persoalannya terletak pada keterampilan juru masak dan tenaga
pemasaran. Menurutnya, kedua bagian ini tidak dapat berinovasi, dan tidak cukup
mampu untuk memperbaiki keadaan. Manajemen puncak merencanakan untuk menyewa pelatih
juru masak dan tenaga pemasaran masing–masing untuk melatih mereka dalam teknik
memasak dan pemasaran. Akan tetapi sebelum melaksanakan rencana tersebut,
manajemen memutuskan untuk menyewa konsultan pemasaran untuk melakukan audit
pemasaran. Auditor mewawancarai manajer, pelanggan, perwakilan penjualan, dan
meneliti berbagai data yangada.
Berikut ini adalah temuan –temuan
auditor, antara lain :
1.Lini produk perusahaan terdiri dari 20 produk.
Ketiga menu pemimpin perusahaan (Gado-gado, Coto Betawi dan Gudeg Jogja)sudah
memasuki siklus hidup dewasa. Tiga produk pemimpin ini mewakili 85 % penjualan
tunai dan sudah tidak lagi mempunyai potensi pertumbuhan.
2.Sedangkan
delapan dari produk tidak menguntungkan atau tidak memiliki potensi
pertumbuhan.
3.Kreatifitas para juru masak kurang
memadai
4.Pemasaran kurang maksimal
5.Biaya
terlalu banyak terbuang untuk biaya bahan baku daripada tenaga pemasaran, dalam
hal ini periklanan kurang di maksimalkan.
6.Perusahaan
telah melihat adanya perkembangan yang cepat pada menu masakan Padang, namun
perusahaan belum berbuat banyak.
7.Produk yang dihasilkan perusahaan
terkesan hanya menarik konsumen yang
berpendapatan menengah keatas.
8.Menurut
responden yang dimintai keterangan oleh pihak auditor menyatakan bahwa, masakan
disajikan oleh Rumah Makan Indonesia Kita Rame-Rame adalah “ berkualitas diatas
rata-rata dan terkesan mahal “.
9.Rumah
Makan Indonesia Kita Rame-Rame juga menyewakan tempat untuk rapat atau
pertemuan –pertemuan khusus untuk para pengunjung.
10.Selain
itu Rumah Makan Indonesia Kita Rame-Rame juga menyediakan jasa untuk para
pelanggan yang berkeinginan melaksanakan pesta ulang tahun ataupun pesta
pernikahan.
DAFTAR PUSTAKA:
lidya,siti
;2011 “audit pemasaran pada PT graha
mitra sukarami palembang
finata ony ; audit
manajemen sebagai dasar untuk menilai efektivitas fungsi b. pemasaran pada CV
cahaya harapan malang.
sutcipto,nur; 2014”evaluasi
penerapan audit operasional fungsi pemasaran pada PT arisu surabaya’’
muhammad,cinde,jono;2011’’analisis
strategi pemasaran jasa laboratorium p pangan(studi kasus pada M-brio food
laboratory)’’
dian,aristina;2013’’pengaruh
tindak lanjut temuan audit fungsi pemasaran terhadap minat
konsumen pengguna kereta api eksekutif PT kereta api indonesia
hardjomijojo,hubeis 2011’’analisa
strategi pemasaran pada industri kecil batik xyz’’
sianturi,syarief,sama
2013’’analisis strategi pemasaran kacang
mete matang “
sirait,limbong,suryahadi’’analisis strategi pemasaran daging sapi pada
cv duta mandiri abadi’’
siti,lidya 2011’’audit manajemen fungsi pemasaran pada PT
graha mitra sukarami palembang’’
annica 2013’’analisis
audit manajemen atas fungsi penjualan ekspor’’
safrida,hifni,effendi “pengaruh
skeptisme profesional, keahlian,independensi dan redukasi kualitas audit
terhadap kualitas audit (studi pada BPK RI perwakilan profinsi kalimantan
selatan”
irma 2013 “audit pemasaran
manajemen rittel”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar